jalan jatibaru tanah abang tempo dulu |
petamburan tempo dulu |
Kemudian perkembangan daerah ini semakin pesat, Nabang, atau Tenabang, berubah menjadi Tanah Abang setelah pembangunan stasiun KA tahun 1890. Perusahaan KA menganggap Tenabang itu berasal dari Tanah Abang dalam bahasa jawa berarti tanah merah, secara kebetulan juga daerah itu memang memiliki tanah berwarna merah. Lalu nama itu secara resmi digunakannya di stasiun KA. Besar kemungkinan pengelola stasiun itu berasal dari Jawa, ia mengira penyebutan Tenabang itu salah, lalu ia mencoba untuk “meluruskan”.
jalan tanah abang II tempo dulu |
Sejarah perkembangan Tenabang sendiri, tercatat banyak diwarnai peristiwa kebakaran. Kebakaran pertama kali pada 1740, atau lima tahun setelah dibangun, dengan terjadinya peristiwa pembantaian orang-orang Tionghoa. Dibangun kembali pada 1881, Tenabang dikembangkan lagi dengan pembangunan tiga bangunan berbentuk los panjang, dengan dinding bata dan atap genteng pada 1926, kondisi yang cukup modern pada saat itu.
inilah potret pasar Tanah Abang saat ini |
Perkampungan orang-orang Betawi perlahan lenyap, tempat-tempat yang menjadi kenangan masa lalu digantikan gedung tinggi dan megah nantinya. Seperti halnya kata Tenabang, yang kini telah dengan manstab tergantikan dengan nama Tanah Abang. Atau seperti Hotel Indonesia yang bersejarah itu kini berganti nama Hotel Gran Indonesia?
sumber: penduduk peribumi setempat
indrasufian.web.id
bojongkenyot.com
mimbarsaputro.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar